Review Film Salo or The 120 Days of Sodom (1975)


Film kuno yang mengerikan. Menjijikan, membuat perut mual, belum lagi bayangan yang tertinggal di pikiran setelah menontonnya. Film ini bertemakan  politik-penyalahgunaan kekuasaan, pembunuhan, dan kekerasan sexual. Fokus dari film ini adalah "kebebasan" empat orang aristrokat italy yang korup dijaman perang dunia dua.


Judul : Salo, or The 120 Days of Sodom
Genre : Thriller
Tanggal Rilis : 23 November 1975
Negara : Italy, France
Bahasa : Italy, France, German
Durasi : 1 Jam 56 Menit
Sutradara : Pier Paolo Pasolini
Produser : Alberto Grimaldi

Keempat aristokrat, The Duke (Duc de Blangis), the Bishop-Uskup-Pemimpin Gereja, the Magistrate-Hakim (Curval), dan the President-Presiden (Durcet) setuju untuk menikahi putri masing-masing sebagai langkah pertama di ritual yang kejam ini. Melihatnya pun kita sudah bisa mengira kalau mereka itu orang-orang yang nggak waras. Mereka merekrut 4 remaja laki laki yang bertugas sebagai penjaga, dan 4 tentara muda yang mereka sebut "stud-fucker"  yang terpilih karena mempunyai penis yang besar. Kemudian mereka menculik 9 remaja laki-laki dan 9 remaja perempuan lalu dibawa ke sebuah istana mewah dimana mereka akan diperlakukan secara tidak manusiawi. Selama berada di istana, mereka harus mematuhi semua kehendak keempat eristokrat tadi atau mereka akan menerima hukuman. Ada 4 segmen di film ini, Anteinferno, Girone delle Manie, Girone della Merda, Girone del Sangue.

Antienferno
Segmen ini mencerikan bagaimana mereka menculik ke 18 anak remaja tadi. Bukan diculik, lebih tepatnya diambil paksa. Lalu mereka dibawa ke sebuah istana untuk diperiksa oleh keempat pria kayaraya. Disini kalian sudah bisa merasakan gimana kejamnya mereka, seenaknya mengambil anak oranglain. Keluarga mereka pun terlihat pasrah ketika salah satu anggotanya diambil.

Girone della Merda
Keempat aristokrat tadi tidak sendiri dalam menjalan kelakuan bejatnya. Mereka didampingi 4 pelacur yang akan menceritakan pengalaman sexs mereka dimasa muda. Intinya sih kaya buat ngerangsang para aristokrat tadi. Di segmen ini juga ada scene dimana salah satu "stud" memperkosa salah satu cewek (anak dari aristokrat) yang sedang mengidangkan sarapan. Dan mereka tertawa melihat kejadian itu. Bukan hanya itu, saat salah satu pelacur menjelaskan bagaimana cara "memuaskan" seorang pria, ada satu remaja yang mencoba kabur. Akhirnya remaja tadi dibunuh dan pelacur tadi melanjutkan ceritanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dilain hari para remaja dipaksa untuk bertingkah seperti anjing. Ada satu remaja yang menolak, dia dicambuk dan dipaksa memakan makanan yang sudah dicampur dengan potongan kuku. Bahkan mereka pun kejam sama anaknya sendiri.

Girone della Merda
Salah satu remaja ada yang lebih memilih mati, akhirnya dia dipaksa memakan kotoran (tai) dari the Duke. Bukan hanya itu, mereka juga dihidangkan makanan dari feses manusia. Bagian ini bener-bener ngerasa jijik banget dan langsung mual. Meskipun ga terlalu kelihatan real, tapi kita bisa ngerasain gimana sakit dan jengkelnya para korban.

Girone del Sangue
Ada remaja yang mengkhianati remaja lainnya dengan melaporkan pelanggaran ke aristokrat. Nah ketika kesalahannya ketahuan, remaja tadi menceritakan lagi kesalahan remaja lainnya, dan ini jadi kaya efek domino. Mereka yang melakukan kesalahan akan dihukum, mati. Remaja yang bersalah dibawa ke halaman istana. Disana mereka terikat, seakan siap untuk mati. Mereka disiksa terlebih dahulu, ada yang matanya dicongkel, lidah dicabut, dibakar hidup-hidup, dan digantung.


Kejam, sadis, itu yang akan kalian pikirkan ketika melihat film ini. Udah kebayang kan gimana ngerinya? Film ini diakhiri dengan dua remaja penjaga yang menyaksikan penyiksaan di halaman istana, sembari menceritakan pacar mereka di kampung halaman. Kamu sanggup buat nonton ini? Film ini masuk ke salah satu film sadis yang pernah aku tonton.

Komentar